KONSEP DAN METODOLOGI DARI TEKNOLOGI SISTEM CERDAS

Sistem Informasi Cerdas atau Intelligence Information System (IIS) didefinisikan sebagai kemampuan mesin atau sistem untuk beradaptasi dalam mencapai tujuan pada lingkungan yang dapat mempengaruhi perilaku sistem. Sebagai sistem yang mampu menirukan perilaku manusia, sistem mempunyai ciri khas yang menunjukkan kemampuan dalam hal :
-Menyimpan informasi.
-Menggunakan informasi yang dimiliki untuk melakukan suatu pekerjaan dan menarik kesimpulan.
-Beradaptasi dengan keadaan baru.
-Berkomunikasi dengan penggunanya.


Sistem Informasi Cerdas (Intelligence Information System=IIS) dibagi menjadi 2 aspek utama yaitu :
1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence=AI)
Konsep dari AI adalah mempelajari kemampuan dari suatu mesin dan algoritma untuk diimplementasikan dalam kehidupan nyata berdasarkan pikiran manusia. Dalam sebuah algoritma AI terdapat dua persepsi terhadap otak manusia, pertama bagaimana cara berfikirnya dan kedua adalah seberapa besar pola pikir yang dihasilkan. Dari problema tersebut dapat diambil garis besar hubungan SIC/ IIS terhadap AI yaitu cara berfikir dan pola fikir. Oleh karenaya AI dalam IIS dibagi menjadi dua komponen keilmuan yaitu Computational Intelligence (CI) dan Data Mining.
2. Sistem Cerdas (Intelligence System)
Sistem Cerdas (SC) atau Intelligence System mempunya hubungan erat dengan AI dalam konsep algoritma. Dimana perbedaan antara keduanya? Dari beberapa literatur menyebutkan bahwa perbedaan yang sangat mencolok antara SC dengan AI adalah terletak pada konsep dasarnya. AI membahas secara umum bagaimana struktur cara berfikir dan pola fikir sebuah algoritma, sedangkan untuk SC merupakan terapan dari algoritnya yang dihasilkan oleh AI. Dengan kata lain SC merujuk kepada AI dan AI merupakan induk dari SC. Berdasarkan sekema diatas dapat disimpulkan bahwa SC memiliki dua aspek keilmuan yaitu Expect System (ES) dan Decision Support System (DSS).
Sistem Informasi (Information System=IS)
Dari pembahasan sebelumnya terntang AI dan SC yang masing-masing memiliki peran sebagai bagian terpenting dari sebuah sistem, yang tidak kalah menarik adalah Sistem Informasi (SI). Hubungan antara AI, SC dan SI memiliki komponen kompleks dalam pengembangan sebuah sistem, dari segi cara, pola, dan penerapan dalam bidang pakar maupun manajemen dapat diintegrasikan. Sistem informasi bertindak sebagai penghubung dari bergai konsep diatas dan juga sebagai pelengkap dalam penerapan dan pengembangan sistem yang didukung oleh algoritma yang dihasilkan dari AI maupun SC. Dua hal yang harus dipertimbangkan dalam SI yang akan mendukung AI dan SC dalam IIS adalah Knoledge Management Systemdengan benang merah Expect System, yang juga disupport olehManagement Information System yang bergerak diseputaran area Decision Support System.
Kedua bagian diatas (AI dan SC) akan membahas beberapa Algoritme dan metode dalam Sistem Informasi Cerdas yang diintegrasikan dengan Sistem Informasi. Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya hasil yang didapatkan dari IIS adalah berupa sistem informasi yang dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan pengguna, memiliki akurasi yang optimal dengan diterapkannya beberapa algoritme. IIS juga mampu mengatasi beberapa masalah-masalah pada sistem informasi konfensional (biasa) yang sering mengalami beberapa kendala dalam permasalahan data. Pada IIS akan disinggung mengenai permasalah konsep dan teknik algoritme Data Mining dalam konteks luas yang berhubungan dengan preprocessing data, sehingga mampu diintegrasikan dengan IIS.
Metodologi berarti bagaimana pengetahuan menjawab suatu isu dengan menganalisisnya secara sistematis. Metodologi mengacu pada filosofi yang mengarah pada pengumpulan data seperti interview dan survey. Jangan samakan metodologi dengan metod. Walaupun kedua hal itu terkait, tetapi metodologi tidak digunakan untuk memberikan solusi. Sebaliknya, metodologi digunakan untuk mengidentifikasi metode mana yang digunakan untuk penelitian. Metodologi digunakan untuk menjelaskan alasan dibuatnya suatu penelitian. Sistem Cerdas dapat diartikan sebagai gambaran bagaimana kita membuat sistem yang dapat berpikir seperti manusia. Kecerdasan manusia dapat dimasukkan ke dalam suatu mesin(komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dilakukan manusia. Intinya, Sistem Cerdas adalah sebuah sistem yang diambil atau mencontoh sedikit dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia untuk sebuah mesin yang akan di hadapkan oleh sebuah kondisi. Setelah kita memahami pengertian diatas, kemudian kita akan membahas tentang kecerdasan buatan / Artificial Intelligent (AI) untuk mengetahui kosep dan metodologi apa saja yang terdapat didalamnya.  Kecerdasan buatan / Artificial Intelligent (AI) bukan hanya tentang software saja, tetapi tentang membuat sistem untuk membuat keputusan yang cerdas. AI adalah sebuah mesin(komputer) yang memiliki kecerdasan manusia dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah manusia. AI yang terbaru sekarang contohnya adalah robot, asisten pribadi dan mobil self-driving. Perusahaan besar di dunia seperti Google, Microsoft, Facebook dan sebagaian besar teknologi raksasa lainnya mencoba untuk mendominasi AI.


AI mempunyai 4 kategori dasar konsep kecerdasan buatan yaitu :
A. Acting Humanly
Merupakan sistem yang menirukan tingkah laku manusia.
B. Thinking Humanly
Merupakan sistem yang menirukan pola pikir seperti manusia
C. Thinking Rationaly
Merupakan  sistem yang meniru pola piker rasional seperti manusia, tetapin sangatlah susah karena sering terjadi kesalahan dan biasanya system ini dikenal sebagai pelanaran komputasi.
D. Acting Rationaly
Merupakan sistem yang membuat suatu robot cerdas yang menggantikan tugas manusia.


Selain Konsep, AI juga mempunyai metodologi yaitu :
A. Jaringan Syaraf / Artificial Neural Network (ANN)
ANN dirancang untuk mensimulasikan otak manusia memproses informasi. ANN berguna dalam berbagai aplikasi yang tidak mempunyai data yang lengkap dan kompleks. Contohnya, pengenalan pola visual dan pengenalan suara yaitu text-to-speech.
B. Sistem Fuzzy / Fuzzy Logic (FL)
FL dirancang untuk menagani keraguan dalam merekayasa keputusan. FL menirukan cara pengambilan keputasan pada manusia antara YES dan NO dan menghasilkan output TRUE dan FALSE.
C. Algoritma Genetika
AG dirancang untuk memecahkan berbagai masalah. AG memberikan solusi untuk memutuskan mana solusi yang cocok digunakan dalam menyelesaikan masalah. Dengan menggunakan konsep dan metodologi tersebut, kita dapat membuat teknologi AI dan menyelesaikan masalah manusia.

Daftar Pustaka
http://pastebin.com/8Z6emYPW
http://www.abbreviationfinder.org/id/acronyms/jiis_journal-of-intelligent-information-systems.html

0 komentar:

MAKALAH SOFTSKILL SISTEM CERDAS “SIDIK JARI PADA SMARTPHONE”

MAKALAH SOFTSKILL SISTEM CERDAS “SIDIK JARI PADA SMARTPHONE”




NAMA KELOMPOK     = RAHMAT WIJAYA NOYA
                                       = MOCH.SEAN ALRENZHA
                                          = SANDI ALIAN DARMAWAN


  

UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN AJARAN 2017/2018

Pengertian Sidik Jari
Sidik jari adalah  hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki. Kulit telapak adalah kulit pada bagian telapak tangan mulai dari pangkal pergelangan sampai kesemua ujung jari, dan kulit bagian dari telapak kaki mulai dari tumit sampai ke ujung jari yang mana pada daerah tersebut terdapat garis halus menonjol yang keluar satu sama lain yang dipisahkan oleh celah atau alur yang membentuk struktur tertentu.




Sejarah Ilmu Sidik Jari di Indonesia
Gustav Poppeck lahir di kota kecil Gelsen Kirchen tahun 1892. Di usia yang ke 21 tahun (1903) Gustav Poppeck mendaftarkan diri sebagai tentara dan dikirim ke China yang merupakan negara koloni Jerman yang saat itu berada dibawah pemerintahan Presiden Paul Von Hindenburg. Berbagai bintang jasa diterimanya selama bertugas di China dalam masa PD I (1914 - 1918). Sebelum kembali ke Jerman, para tentara Jerman diberi kesempatan untuk cuti ke Jepang. Di Jepang, Gustav Poppeck membaca sebuah poster besar di halaman Kedutaan Besar Belanda yang mencari tenaga untuk dipekerjakan sebagai polisi di Hindia Belanda (Indonesia). Gustav Poppeck yang membenci sosok Hitler yang saat itu berkuasa di negeri kelahirannya, Jerman langsung mendaftarkan diri dan diterima. Gustav Poppeck dikirim ke Batavia dan masuk pendidikan polisi di Sukabumi dan kemudian dikirim ke Makassar dan ditempatkan di bagian Kriminal, bidang daktiloskopi atau sidikjari. Pada penjajahan Jepang, Gustav Poppeck dipindahkan ke bagian logistik karena bidang daktiloskopi diambil alih oleh Jepang.
Akhir tahun 1950 Gustav Poppeck yang sudah pindah menjadi warganegara Belanda sejak tahun 1932 karena alasan keamanan masa itu dipensiunkan oleh pemerintahan Indonesia karena bukan bangsa Indonesia. Gustav Poppeck bersama istrinya Sara Elizabeth Font yang berkebangsaan Indonesia (ibu : Manado, ayah: Spanyol) di"pulangkan" ke negeri Belanda akhir tahun 1950. Pada awal tahun 1952 Gustav Poppeck kembali ke Indonesia dan atas pilihan dan kecintaannya pada Indonesia menjadi warganegara Indonesia. Menetap di Jakarta dan diminta untuk menjadi asisten Jaksa Agung Meester Suprapto dan pada usianya yang ke 72 tahun Gustav Poppeck mengundurkan diri karena mengalami gagal operasi pada kedua matanya. Gustav Poppeck dan Sara Elizabeth Font dikaruniakan dua anak: penyanyi seriosa legendaris Indonesia Rose Pandanwangi dan Frits Sariako Poppeck. Gustav Poppeck meninggal pada Februari 1966, di usia ke 74 tahun dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo dan tahun bulan Juli tahun 2005 bersama dengan Sarah Poppeck Font dan menantunya pelukis maestro Indonesia S. Sudjojono dipindahkan ke Pemakaman Pondok Rangon, Cibubur, Jawa Barat. (Sumber: Rose Pandanwangi, putri Gustav Poppeck, ditulis oleh Wicky S, cucu Gustav Poppeck) .

Fungsi Sidik Jari
Fungsinya adalah untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda lebih erat. Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan identifikasi karena tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari persis sama. Hal ini mulai dilakukan pada akhir abad ke-19. Seiring perkembangan zaman pada abad ke 20 ini, Sidik jari sudah di kembangkan ke arah security system yang berfungsi sebagai data keamanan. Sebagai contoh mesin absensi sidik jari dan akses kontrol pintu.

Pola Dasar Sidik Jari
Pola sidik jari selalu ada dalam setiap tangan dan bersifat permanen. Dalam artian, dari bayi hingga dewasa pola itu tidak akan berubah sebagaimana garis tangan. Setiap jari pun memiliki pola sidik jari berbeda. Ada empat pola dasar Dermatoglyphic tentang sidik jari yang perlu diketahui, yakni Whorl atau Swirl, Arch, Loop, dan Triradius. Selain itu hanyalah variasi dari kombinasi keempat pola ini.
Setiap orang mungkin saja memiliki Whorl, Arch, atau Loop di setiap ujung jari (sidik jari) yang berbeda, mungkin sebuah Triradius pada gunung dari Luna dan di bawah setiap jari, dan kebanyakan orang ada juga yang mempunyai dua Whorl atau Loop di tangan lainnya. Pola-pola dapat juga ditemukan pada ruas kedua dan ketiga di setiap jari.
1. Whorl Whorl bisa berbentuk sebuah Spiral, Bulls-eye, atau Double Loop. Whorl adalah titik-titik menonjol dan kontras, dan bisa dilihat dengan mudah. Cetakan Spiral dan Bulls-eye adalah persis sebangun dalam interpretasinya, namun yang kedua memberikan sedikit lebih banyak fokus.
2. Arch Pola ini bisa terlihat sebagai sebuah Flat Arch, atau Tented Arch. Perhatikan setiap pola Arch menaik sangat tinggi.
3. Loop Loop dapat menaik ke arah ujung jari, atau menjatuh ke arah pergelangan tangan. Common Loop bergerak ke arah ibu jari, sementara Radial Loop (Loop terbalik) bergerak mengarahkan ujung pemukulnya ke sisi lengan.
a. Loop Umum (Common Loop) Tipe paling umum dari sidik jari adalah Common Loop. Cetakan ini mengungkap kemampuan untuk menggunakan berbagai ide dari berbagai sumber ide, dan mencampurnya dengan gaya yang unik.
b. Loop Memusat (Radial Loop) Sebuah cetakan menukik yang memasuki dan berangkat dari sisi ibu jari tangan disebut Radial Loop (kadang-kadang disebut Reverse Loop, atau Inventor Loop). Jika Common Loop menunjukkan campuran gaya-gaya lain, Radial Loop mengungkapkan kemampuan untuk menciptakan sebuah gaya atau sistem yang sama sekali baru.
c. Double Loop Double Loop kebanyakan disalahpahami oleh hampir semua penandaan Dermatoglyphic. Pada umumnya, menginterpretasikan Double Loop sama seperti dengan Whorl.
4. Triradius Triradius (juga disebut “Delta”) dapat digunakan untuk menunjuk dengan tepat pusat dari setiap gunung. Gunung-gunung itu kemudian bisa dilihat sebagai terpusat, kecenderungan, atau berpindah

SIDIK JARI PADA LAYAR SMARTPHONE
membuka smartphone cukup dengan menyentuh area layar yang ditujukan untuk membaca sidik jari. Prosesnya pun mudah dan sederhana. Kami hanya perlu mendaftarkan sidik jari yang ingin digunakan pada perangkat, lalu memakainya untuk membuka layar. Namun dalam beberapa kesempatan, perangkat membutuhkan waktu cukup lama untuk membaca sidik jari kami.


Pada kesempatan lain, kami juga menyaksikan demonstrasi pemindai sidik jari yang diletakkan di bagian belakang bodi. Sama seperti pemindai sidik jari pada layar, ada area yang memang didesain khusus untuk membaca sidik jari. teknologi pemindai sidik jari atau fingerprint recognitionsebenarnya sudah jamak digunakan sebagai "benteng pertahanan" data-data penting. Sistem keamanan ini tidak mudah dibobol, karena tak ada manusia memiliki pola sidik jari sama. Wajar saja, banyak produk smartphone mulai mengaplikasikan fitur fingerprint sebagai kode akses mengaktifkan ponsel. Berbeda dengan sistem angka atau pattern, orang tak bisa meniru sidik jari. Sebenarnya, jauh sebelum ramai disematkan pada ponsel pintar, teknologi fingerprint dikembangkan pertama kali untuk kepentingan Biro Penyelidik Federal (FBI) di Amerika Serikat.
Pada 1969 FBI bekerja sama dengan Institut Nasional Standar dan Teknologi (NIST) membuat sistem identifikasi berbasis sidik jari. Enam tahun kemudian, protitipe pertama pun dipamerkan institusi tersebut.

SISTEM MEMBACA POLA PADA SMARTHONE
 fingerprint bekerja dengan "merekam" sidik jari seseorang, lalu menyimpan pola khasnya. Identifikasi dilakukan dengan mencocokkan data yang telah tersimpan tersebut. Jika dinyatakan sama, akses otomatis terbuka. Sidik jari terdiri dari banyak garis menonjol yang cenderung melingkar-lingkar. Hal ini bisa terlihat jelas, salah satunya ketika kita membuat cap jari menggunakan tinta untuk surat-surat resmi. satu sidik jari saja memiliki banyak pola rumit. Jika semua pola ini digunakan, proses identifikasi sidik jari akan memakan waktu terlalu lama. Sebaliknya, jika pola yang diambil terlalu sederhana, kemungkinan pemindaian kurang akurat.
Sebagai solusi, mesin pemindai hanya menangkap dan menyimpan tiga jenis pola pada guratan sidik jari. Pola diambil dari bagian yang pada hasil cap jari tintanya terlihat lebih tebal.
Pola itu di antaranya, ujung garis (ridge ending), garis bercabang (bifurcation), dan garis pendek menyerupai titik (short ridge). Tiga detail pada sidik jari ini tak pernah ditemui sama pada manusia.


Cara kerjanya mirip mesin fotocopy.
Jari diletakkan di atas sebuah scanner—biasanya berbahan kaca. Lalu, dari bawah scanner, pemancar cahaya menerangi permukaan ujung jari. Pantulan cahaya kemudian ditangkap alat penerima sehingga foto sidik jari pun didapat.
Sayangnya, teknik ini memiliki beberapa kekurangan. Pola sidik jari yang didapat sangat bergantung pada kondisi kulit telapak jari. Jika jari kotor atau kulit sedang terkelupas, misalnya, pemindai bisa saja gagal mengenali sidik jari.
Akibat kekurangan tersebut, ponsel pintar lebih memilih menggunakan sensor ultrasonik atau kapasitans (capacitive). Sensor ultrasonik, sesuai namanya, memanfaatkan gelombang ketika memindai sidik jari seperti pada ultrasonografi (USG) yang kerap digunakan untuk keperluan medis.
Hasil pemindaian sidik jari dengan sensor tersebut sudah berkualitis tiga dimensi (3D) sehingga kemungkinan pemalsuan lebih rendah. Identifikasi menggunakan sensor ultrasonik juga tak bergantung pada kualitas kulit jari.

Kapasitor menyimpan muatan listrik yang disambungkan dengan piringan konduktif pada layar smartphone sehingga bisa digunakan melacak detail sidik jari.
Muatan listrik pada kapasitor akan sedikit berubah saat bagian garis menonjol pada sidik jari ditempelkan pada piringan konduktif. Sementara itu, antar sela garis yang menonjol hampir tidak berpengaruh terhadap kapasitor. Dari sini, citra sidik jari pun didapat.
Berdasarkan penjelasan di atas, proses identifikasi fingerprint memang terlihat lebih rumit dibanding kode angka atau pattern. Tapi, sistem ini sangat memudahkan pengguna smartphone. Tak perlu mengingat kode, pengguna cukup menempelkan jari dan akses smartphone pun terbuka.
Wajar, permintaan ponsel pintar yang dilengkapi fitur tersebut makin merajalela. Produsen ponsel pun semakin bersemangat menempelkan teknologi fingerprint pada produk mereka.
Lembaga peneliti pasar elektronik, HIS Technology, menyatakan tahun 2015 produksi sensor fingerprint untuk ponsel, tablet, dan notebookterus meningkat dari 316 juta unit pada 2014 menjadi 499 juta. Jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 1,6 miliar unit tahun 2020.

Sumber Referensi



0 komentar:

SOFTWARE MAINTENANCE MATURITY MODEL & APPLICATION SERVICE LIBRARY

SOFTWARE MAINTENANCE MATURITY MODEL


          Merupakan sebuah penilaian terhadap suatu fungsi perawatan perangkat lunak dengan mengusulkan perbaikan standar pemeliharaan perangkat lunak dan memperkenalkan model model yang diusulkan. Software Maintenance Matury Model, disamping memelihara perangkat lunak SSMM (Software Maintenance Matury Model) juga berfungsi untuk menjaga struktur suatu software. Hal ini dirancang untuk digunakan sebagai pelengkap suatu model software. Berdasarkan pada pengalaman SSMM mempunyai pemeliharan berstandar Internasional, pengalaman praktisi yang handal dan memiliki model tujuan, ruang lingkup, arsitektur.

-->Software Maintenance
         Perawatan perangkat lunak (software maintenance) adalah aktivitas yang dimulai sejak perangkat lunak mulai digunakan (after delivery) hingga akhirnya perangkat lunak tersebut tidak dapat digunakan lagi (retired). Tujuannya adalah untuk memperbaiki kesalahan (to correct), meningkatkan kinerja/ fungsionalitas (to improve), menyesuaikan dengan lingkungan (to adapt), atau untuk mencegah terjadinya kesalahan (to prevent).

--> Aspek Kegiatan Maintenance
Beberapa aspek-aspek penting dalam perencanaan perawatan adalah:

1. Perencanaan
Aspek-Aspek penting dalam perawatan perencanaan adalah :
- Penyusunan secara struktural kegiatan perawatan yang akan dijalankan
- Penyusunan sistem perawatan
- Kegiatan pengontrolan dan pencatatan

- Penerapan sistem perawatan dan pencatatan
2. Pemeriksaan
Kegiatan pemeriksaan yang telah tersusun dengan teratur akan menjaga performa mesin dalam keadaaan optimal dan dapat berfungsi sesuai standar. Kegiatan pemeriksaan terdiri dari:
- Pemeriksaan operasional
- Pemeriksaan pemberhentian

- Pemeriksaan overhaul.
3. Pemilihan komponen/ suku cadang Pemilihan komponen atau suku cadang
Merupakan kegiatan yang paling penting dalam menjalankan kegiatan overhaul. Dengan pemilihan suku cadang yang sesuai dengan spesifikasi mesin akan menjaga mesin tetap dapat bekerja dalam kondisi standar

-> Teknik - Teknik Maintenance.
         Software maintenance yang efektif dilakukan dengan teknik  yang spesifik atau  khusus  untuk maintenance.  Beberapa  teknik  praktis  yang  biasa  dipakai maintener
1. Program Comprehension
2. Re-engineering
3. Reverse engineering
4. Impact Analysis


APPLICATION SERVICE LIBRARY

        Aplikasi Layanan Perpustakaan (ASL) adalah kerangka kerja domain publik dari praktik terbaik yang digunakan untuk standarisasi proses dalam Aplikasi Manajemen, disiplin memproduksi dan memelihara sistem informasi dan aplikasi. Istilah "perpustakaan" digunakan karena ASL disajikan sebagai satu set buku yang menggambarkan praktek-praktek terbaik dari industri TI. Hal ini dijelaskan dalam beberapa buku dan artikel (banyak dari mereka hanya tersedia dalam bahasa Belanda) dan di situs resmi ASL BiSL Foundation.

        ASL erat terkait dengan kerangka kerja ITIL (IT Service Management) dan BiSL 
(Manajemen Informasi dan Manajemen Fungsional) dan Capability Maturity Model (CMM).

         Kerangka ASL dikembangkan karena ITIL, dipeluk oleh departemen infrastruktur TI, terbukti tidak memadai untuk Manajemen Aplikasi: pada waktu itu, ITIL tidak memiliki pedoman khusus untuk aplikasi desain, pengembangan, pemeliharaan dan dukungan. versi ITIL baru, terutama V3, semakin membahas Pengembangan Aplikasi dan Aplikasi Manajemen domain; ASL BiSL Foundation telah menerbitkan sebuah kertas putih membandingkan ITIL 
v3 dan ASL.

-->Framework ASL
       Mendukung proses bisnis menggunakan sistem informasi untuk siklus hidup dari proses bisnis.

Dua sudut pandang dapat dibedakan disini :
1. Perspektif mendukung proses bisnis menggunakan sistem informasi
Ini berarti menjaga aplikasi dan berjalan dan memastikan bahwa mereka mendukung organisasi kegiatan sehari-hari. Secara praktis, ini melibatkan menyediakan layanan terus menerus dengan membuat perusahaan kesepakatan tentang tingkat layanan dan memulihkan tingkat layanan yang disepakati secepat mungkin.

2. Siklus hidup proses bisnis 
       Organisasi berkembang, lingkungan dan pasar berubah. Untuk terus berfungsi secara optimal, sistem informasi pendukung harus tumbuh dengan organisasi. Ini melibatkan meningkatkan aplikasi untuk saat ini dan masa depan teknis dan persyaratan fungsional. Proses aplikasi yang berhubungan umumnya account untuk sebagian besar

-->Cakupan ASL
        ASL2 ini dimaksudkan untuk mendukung Manajemen Aplikasi dengan menyediakan alat-alat. Dua kategori utama bantu didefinisikan:

        Deskripsi dari proses untuk Manajemen Aplikasi. Ditambah penggunaan praktek-praktek terbaik terminologi standar, menghindari perangkap berbicara tentang topik yang berbeda saat menggunakan kata-kata yang sama.

       Tujuan dari ASL adalah untuk membantu dalam profesionalisasi Manajemen Aplikasi.

        Ada 4 proses dalam cluster Dukungan Aplikasi. Proses dalam cluster Organisasi Layanan mendukung penggunaan sehari-hari dari sistem informasi. Proses dalam cluster ini adalah:
- Use Support
- Configuration Management
- IT Operation Management
- Continuity Management    

Daftar Pustaka :
https://en.wikipedia.org/wiki/Application_Services_Library
http://informasi-disini.blogspot.co.id/2016/05/application-service-library.html

0 komentar:

4 Cakupan Domain pada COBIT (Control Objective for Information and related Technology)

Control Objective for Information and related Technology, disingkat COBIT, adalah suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 4.1 merupakan versi terbaru.

COBIT memiliki 4 cakupan domain, yaitu :

1.       Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
2.       Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
3.       Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
4.       Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)

Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan IT.

COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.

Domain 1 : Planning and Organisation
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula.
Langkah-langkah:
•    Menetapkan rencana stratejik TI
•    Menetapkan hubungan dan organisasi TI
•    Mengkomunikasikan arah dan tujuan manajemen
•    Mengelola sumberdaya manusia
•    Memastikan pemenuhan keperluan pihak eksternal
•    Menaksir risiko

Domain 2 : Acquisition and Implementation
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.
Langkah-langkah :
•    Mengidentifikasi solusi terotomatisasi
•    Mendapatkan dan memelihara infrastruktur teknologi
•    Mengembangkan dan memelihara prosedur
•    Memasang dan mengakui sistem
•    Mengelola perubahan



Domain 3 : Delivery and Support
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training.
Langkah-langkah :
•    Menetapkan dan mengelola tingkat pelayanan
•    Mengelola pelayanan kepada pihak lain
•    Memastikan pelayanan yang kontinyu
•    Memastikan keamanan sistem
•    Mengelola konfigurasi/susunan
•    Mengelola data
•    Mengelola fasilitas

Domain 4 : Monitoring
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol.
Langkah-langkah:
•    Memonitor proses – menaksir kecukupan pengendalian internal
•    Mendapatkan kepastian yang independen

Kerangka Kerja COBIT
          Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa arahan/pedoman, yakni:
1.       Control Objectives
Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu : Planning & Organization , Acquisition & Implementation , Delivery & Support , dan Monitoring & Evaluation.

2.       Audit Guidelines
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.

3.       Management Guidelines
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut :
Sejauh mana TI harus bergerak atau digunakan, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai dengan manfaat yang dihasilkannya.
Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus.
Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical success factors ).
Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan.
Bagaimana dengan perusahaan lainnya, apa yang mereka lakukan.
Bagaimana mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

referensi:
http://astrihardi.blogspot.co.id/2014/06/makalah-cobit.html
https://haendra.wordpress.com/2012/06/08/pengertian-cobit/

https://hepiprayudi.files.wordpress.com/2012/06/pengertian-cobit.pdf

0 komentar:

Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

Sebelum menjelaskan tentang domain-domain proses dalam ITIL saya akan menjelaskan lebih dulu pengertiannya. ITIL singkatan dari Information Technology Infrastructure Library, yang merupakan best practice framework dalam mengelola teknologi informasi berbasis layanan. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library merupakan merek dagang terdaftar dari Office of Government Commerce (OGC) Britania Raya.

ITIL memberikan deskripsi detil tentang beberapa praktik (TI) penting dengan daftar cek, tugas, serta prosedur yang menyeluruh yang dapat disesuaikan dengan segala jenis organisasi (TI).

Walaupun dikembangkan sejak dasawarsa 1980-an, penggunaan ITIL baru meluas pada pertengahan 1990-an dengan spesifikasi versi keduanya (ITIL v2) yang paling dikenal dengan dua set bukunya yang berhubungan dengan ITSM (IT Service Management), yaitu Service Delivery (Antar Layanan) dan Service Support (Dukungan Layanan).
Dalam versi terbaru adalah versi 3. Perubahan mendasar pada versi ini terletak dari sudut pandang pengelolaan IT, dimana pada versi 2 ITIL mengelola layanan sebagai sekumpulan proses dan fungsi sementara dalam ITIL versi 3 layanan sebagai sebuah lifecycle / daur hidup.

a.) Service Strategy
Inti dari ITIL Service Lifecycle adalah Service Strategy.
Service Strategy memberikan panduan kepada pengimplementasi ITSM pada bagaimana memandang konsep ITSM bukan hanya sebagai sebuah kemampuan organisasi (dalam memberikan, mengelola serta mengoperasikan layanan TI), tapi juga sebagai sebuah aset strategis perusahaan. Panduan ini disajikan dalam bentuk prinsip-prinsip dasar dari konsep ITSM, acuan-acuan serta proses-proses inti yang beroperasi di keseluruhan tahapan ITIL Service Lifecycle.

Proses-proses yang dicakup dalam Service Strategy :

Service Portfolio Management
Financial Management
Demand Management

b.) Service design
Service Design berisi prinsip-prinsip dan metode-metode desain untuk mengkonversi tujuan-tujuan strategis organisasi TI dan bisnis menjadi portofolio/koleksi layanan TI serta aset-aset layanan, seperti server, storage dan sebagainya.
Ruang lingkup Service Design tidak melulu hanya untuk mendesain layanan TI baru, namun juga proses-proses perubahan maupun peningkatan kualitas layanan, kontinyuitas layanan maupun kinerja dari layanan.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Design yaitu:
1. Service Catalog Management
2. Service Level Management
3. Supplier Management
4. Capacity Management
5. Availability Management
6. IT Service Continuity Management
7. Information Security Management

c.) Service Traansition

Service Transition menyediakan panduan kepada organisasi TI untuk dapat mengembangkan serta kemampuan untuk mengubah hasil desain layanan TI baik yang baru maupun layanan TI yang dirubah spesifikasinya ke dalam lingkungan operasional. Tahapan lifecycle ini memberikan gambaran bagaimana sebuah kebutuhan yang didefinisikan dalam Service Strategy kemudian dibentuk dalam Service Design untuk selanjutnya secara efektif direalisasikan dalam Service Operation.

d.) Service Operation

Service Operation merupakan tahapan lifecycle yang mencakup  kegiatan operasional harian pengelolaan layanan-layanan TI. Di dalamnya terdapat panduan pada bagaimana mengelola layanan TI secara efisien dan efektif. Panduan-panduan ini mencakup bagaiman menjaga kestabilan operasional layanan TI serta pengelolaan perubahan desain, skala, ruang lingkup serta target kinerja layanan TI.
Proses-proses yang dicakup dalam Service Transition yaitu:
1. Event Management
2. Incident Management
3. Problem Management
4. Request Fulfillment
5. Access Management

e.) Continual Srvice Improvement

Continual Service Improvement (CSI) memberikan panduan penting dalam menyusun serta memelihara kualitas layanan dari proses desain, transisi dan pengoperasiannya. CSI mengkombinasikan berbagai prinsip dan metode dari manajemen kualitas.
Penerapan ini merupakan pendahuluan dari Countinual Service Inprovement (CSI) berdasarkan ISO/IEC 20000, yang merupakan :

•  Mendefinsikan pemeriksaan yang dibutuhkan dalam melakukan eksekusi
pada tahapan pemeriksaan.
•  Mengidentifikasikan komparisasi tampilan berdasarkan CSI serta lifecycle
    yang lainnya.
•  Mengidentifikasikan proses aktivitas yang membutuhkan pengenalan.
•  Mengidentifikasikan kewajiban dan wewenang dari manajemen.
•  Mencari tools yang dibutuhkan untuk mendukung dan mempros
   dokumen

0 komentar: